Mataram. Froum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (FLLAJ) NTB hari ini (12/12/2017) kembali di datangi oleh tamu istimewa. Kunjungan kali ini di datangi oleh GESI (Gender Equality Social Inklusif) KIAT-PRIM Jakarta. Kunjungan tersebut di terima langsung oleh Koordinator FLLAJ Ir. Asep Supriatna di sekretariat FLLAJ NTB. Perwakilan dari KIAT-GESI CSE adalah Jan Edward dan Siti Fatimah sedangkan dari PIUC diwakili oleh Kasmiati.
Kunjungan KIAT-GESI CSE ke FLLAJ NTB adalah dalam rangka menggali informasi tentang kesiapan FLLAJ NTB sebagai Pilot menjadi implementasi Gender dalam permasalahan lalu lintas dan angkutan jalan termasuk membahas bagaimana mekanisme jika KIAT-GESI CSE akan memberikan hibah. Dalam sambutannya Koordinator Pokja menginformasikan bahwa, masih ada kekurangan yang dimiliki oleh FLLAJ NTB khususnya masalah gender, sehingga diperlukan bimbingan khusus agar lebih peka terhadap isu gender. selain itu disampaikan juga bahwa, beberapa hal yang sebenarnya sudah menyentuh gender sudah dilakukan selama ini.
Pandangan KIAT-GESI CSE terhadap FLLAJ sangat strategis dalam hal gender, sehingga diperlukan kolaborasi yang baik sehingga akan diagendakan hal-hal yang dianggap penting dan nantinya semua kebutuhan yang dibutuhkan oleh FLLAJ dapat dibicarakan lebih lanjut. Menanggapi hal tersebut Sekertaris Dinas Perhubungan Provinsi NTB menyampaikan bahwa dengan adanya program yang saat ini diinisiasi, akan dapat lebih fokus menangani masalah Gender dan disabilitas, namun mengingat PRIM yang akan berakhir pada tahun 2018, pemerintah daerah akan menyiapkan Perda inisiatif Dewan terkait fasilitas keselamatan jalan, sehingga tetap berkelanjutan meski PRIM sudah tidak di NTB. Jika kolaborasi ini berhasil, maka tingkat keselamatan berlalu lintas sedikit tidak akan mampu menekan kecelakaan yang terjadi dijalan raya dengan cara melakukan sosialisasi secara lebih masif. Untuk mendukung hal tersebut, FLLAJ sudah menyiapkan tempat yang akan digunakan untuk melakukan pelatihan-pelatihan terkait gender, Disabilitas dan lain-lainya. Kesadaran masyarakat terkait rambu-rambu lalu lintas di masyarakat saat ini memang masih kurang, sehingga menjadi tugas pemerintah untuk memberikan pemahaman melalui sosialisasi dan lain sebagainya.
Beberapa hal yang ditanyakan oleh Jan Edward adalah sebaran informasi kecelakaan yang terjadi di wilayah NTB. Menanggapi hal tersebut, berdasarkan data kepolisian, dari 500 kecelakaan yang terjadi, usia produktif paling banyak penyumbang kecelakaan. Ibu-ibu dan anak-anak juga ternyata cukup tinggi, sehingga beberapa pola yang dilakukan dalam sosialisasi nantinya adalah dengan melakukan sosialisasi ibu-ibu PKK atau lainnya dan komunitas keselamatan berlalu lintas yang sudah terbentuk sekarang. selain itu Jan Edward juga menanyakan bagaimana keterlibatan gender selama ini. Tanggapan ketua pokja yaitu, untuk sementara ini baru hanya dilibatkan pada konsultasi publik sebelum pelaksanaan proyek jalan dilaksanakan. Nantinya akan dilibatkan dalam 3 tahap yakni sebelum, sedang dan sesudah proyek jalan dilaksanakan, hal ini bertujuan untuk menimbulkan rasa memiliki masyarakat terhadap jalan raya. Cara lain juga yang dapat dilakukan untuk menekan tingkat kecelakaan pada usia produktif adalah dengan cara membuat duta keselamatan pada sekolah-sekolah dan mendata sekolah-sekolah mana saja yang sering melakukan pelanggaran lalu lintas dan tidak, sehingga sekolah yang minim pelanggaran lalu lintasnya, dapat diberikan penghargaan sebagai bentuk pengakuan pemerintah.
Dari aspek disabilitas, FLLAJ selalu mengundang untuk hadir dalam rapat bulanan forum, pada kesempatan ini forum menanyakan isu-isu yang dibutuhkan oleh penyandang disabitilitas dan Disabilitas diminta membuat program-program yang dapat di support oleh FLLAJ NTB.
Terkait dengan mekanisme pemberian hibah, Sekertaris Dinas Perhubungan Provinsi NTB akan berkonsultasi lebih lanjut dengan Badan Pengelola Keuangan Daerah sehingga mendapatkan kejelasan mengenai mekanisme tersebut dan akan didiskusikan lebih lanjut.