Mataram. Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (FLLAJ) NTB telah melaksanakan Monitoring dan Evaluasi pada tanggal 2 s.d 4 Agustus 2017 di Paket swakelola yaitu Paket P22 dengan ruas Wilamaci – Karumbu – Sape, paket Swakelola Talabiu – Simpasai, Simpasai – Parado, Bima-Tawali.
Monitoring Independen FLLAJ bertujuan untuk membantu stake holder terkait (PU, PIUCPRIM, PMC) dalam memberikan masukan informasi pelaksanaan proyek PRIM dan Swakelola yang dilaksanakan oleh Tim Kontraktor dan Konsultan Teknis juga oleh tim internal PU dilapangan serta informasi kendala-kendala teknis yang dihadapi oleh pelaksana dilapangan untuk dicarikan solusi penyelesaian sehingga hasil pelaksanaan pekerjaan tersebut dapat tepat Mutu, tepat Waktu dan Tepat Keuangan (Time Quality and Money /TQM).
Monitoring ini juga dimaksudkan untuk mengamati tingkat kepatuhan pelaksana teknis dilapangan (kontraktor dan Konsultan) terhadap ketentuan Project Manual Technic atau spesifikasi teknis yang dijadikan pedoman pelaksanaan lapangan, terkait dengan penggunaan material, pengaturan lalulintas dilokasi pekerjaan, rompi bagi pekerja dan ketentuan lain yang sudah ditetapkan secara teknis. Monitoring Independen FLLAJ ini juga dimaksudkan untuk kembali menyerap dan menampung aspirasi masyarakat sekitar paket pekerjaan terkait pelaksanaan kegiatan untuk paket pekerjaan pemeliharaan jalan ini.
Secara umum beberapa hal yang diperoleh dilapangan sebagai berikut:
Rincian Selama kegiatan moitoring dan Evaluasi di lakukan adalah sebagai berikut:
NO |
Kegiatan |
Foto |
1 |
Paket Swakelola Bima – Tawali Pada paket swakelola Bima – Tawali ini sepanjang 15,00 km dan melingkupi beberapa kegiatan antara lain : a. Pemeliharaan jembatan, b. Perwatan / pemeliharaan bahu (perambasan rumput) c. Pembersihan saluran d. Pemasangan batu mortar 100 m3 Hasil Monitoring lapangan : a. Kegiatan pengupasan bahu (normalisasi bahu) pada KM 22+300, terbentur pada kondisi kuburan dan tembok kuburan warga perlu diupayakan komunikasi secara intensif dengan tokoh masyarakat dan masyarakat setempat untuk mencari solusi terkait potensi akan terjadinya air yg menggenangi jalan tiap hujan (saluran yang disesuaikan dengan alinyemen jalan), pada lokasi ini juga perlu ada pengerukan (normalisasi) saluran yang sudah ada |
|
b. Normalisasi saluran pada Km 31, dapat dilakukan dengan perbaikan drainase diikuti dengan bangunan retaining wall (tanggul penahan tebing), sehingga longsor dapat hindari menumpuk pada jalan |
||
c. Penanganan batas Bima – Tawali sebaiknya dilakukan penanganan darinase, dan penanganan lapisan permukaan (buras) dalam upaya mempertahankan layanan jalan karena permukaan jalan sudah terdeformasi |
||
2
|
Paket P22 ( Wilamaci – Karumbu – Sape) Pada paket Prim P22 Wilamaci – Karumbu – Sape ini hasil monitoring independen lapangan diperolah informasi beberapa hal antara lain :
|
|
d. Km 62+08 (Sape), galian dari pekerjaan pemasangan U-ditch belum dilakukan pengurugan dan pemadatan kembali dengan baik, hal ini berpotensi menimbulkan kecelakaan lalulintas (terutama dimalam hari) dan kecelakaan kerja |
||
e. Stasiun 53+700, juga terjadi hal sama dimana pemasangan U-ditch bagian lubang galian belum diurug kembali dan dipadatkan dengan baik. Selain itu kemiringan saluran (i) dari U-ditch perlu dikontrol kembali terhadap alignyemen jalan agar aliran air dapat mengalir sesuai dengan desain pengaliran yang diinginkan, demikian juga terhadap sisi leveling bahu dan perkerasan agar limpasan dapat ke outlet dengan baik dan lancar (tidak menggenangi jalan/bahu dikemudian hari). Badan jalan sebaiknya dilakukan penyiraman secara berkala (berdebu). f. Sta 52+525 (Desa Bendungan Sumi), pemasangan U-ditch juga perlu perhatian yangsama oleh kontraktor dan konsultan teknis |
|
|
g. Sta 47+200, penghamparan LPA setebal 30 cm sebaiknya dilakukan penyiraman secara berkala, sehingga debu tidak mengganggu masyarakat sekitarnya |
||
h. Sta 27+300 diwilayah Wilamaci pekerjaan pemasangan talud, perlu dilengkapi dengan pengamana material terhadap lalulintas, pekerja tidak menggunakan rompi dan masukan masyarakat diperhatikan (terkait decker yang melintasi jalan masuk kampung penduduk setempat). Selain itu sisa material pada sisi jalan dan bahu jalan yang sudah tidak digunakan sebaiknya dibersihkan dari sisi jalan agar tidak menyebabkan hal yang tidak diinginkan |
||
3
|
Paket Swakelola Talabiu – Simpasai Pada paket Swakelola Talabiu – Simpasai sepanjang 16,5 km meliputi pemeliharaan / perawatan rumija, pemeliharaan 6 buah jembatan, pembersih drainase / gorong gorong, pemasangan batu dengan mortar (dalam bentuk talud dibeberapa bagian) Hasil monitoring FLLAJ di ruas jalan ini diperoleh informasi sebagai berikut : a. Pemeliharaan jembatan Tente -1 sebaiknya juga dilakukan pengurasan sampah yang membebani pilar jembatan akibat perilaku masyarakat buang sampah sembarangan, berkoordinasi dengan dinas terkait karena tekanan air+sampah pada pilar dapat berdampak scouring yang membahayakan struktur jembatan. Demikian juga perhatian terhadap oprit jembatan perlu di intensifkan dalam swakelola in |
|
b. Pemeliharaan Jembatan Tente – 2, juga dengan kondisi yang sama dengan jembatan Tente-1, perhatikan sampah dan saluran drainase menuju sisi jembatan |
||
c. Pekerjaan perambasan bahu jalan di Desa Naru, ada gorong-gorong yang mampet dan berpotensi menjadi sumber banjir sehingga sebaiknya di tangani dengan membuat decker baru dengan dimensi 2,0 m x 2,30 m (laporan masyarakat H Samsul Dahlan) dan informasi masyaraat ada sebanyak 6 gorong-gorong yang memiliki kondisi yang sama sehingga kalau hujan dapat menggenangi padi disawah sekitarnya dilikasi terkait. |
|
|
d. Pekerjaan talud sepanjang sekitar 70 m, belum sepenuhnya dilakukan normalisasi (pengurugan) sisa lubang galian yang belum diurug kembali dengan baik |
||
e. Pemeliharaan jembatan Desa Karanu, sudah dapat dilakukan mengungat kondisi cuaca cukup baik untuk pengecetan kembali jembatan dll |
||
f. Pemeliharaan Jembatan Larida, juga memiliki kondisi yang sama dengan jembatan sebelumnya, pelaksanaannya dapat segera dimulai dengan kondisi cuaca saat ini. Forum Lalu Lintas Angkutan Jalan | Monitoring Independen 13 Selain itu perlu diperhatikan pada jembatan ini ada kerusakan pada sayap jembatan yang dapat mengakibatkan gangguan / kerusakan pada oprit jembatan kalau tidak ditangani segera. Selain itu kerusakan delieator sepanjang jembatan perlu perhatian kembali melaui pendekatan kultur pd masyarakat untuk ikut menjaga |
||
4 |
Paket Swakelola Simpasai – Parado Pada paket Swakelola Simpasai – Parado sepanjang 7,93 km teridri atas pemeliharaan jembatan, perambasan bahu jalan, pemasangan talud dan lain-lain. Catatan dalam hasil monitoring jalan swakelola Simpasai – Parado antara lain sebagai berikut : a. Dari 5 buah jembatan yang masuk program penanganan, 2 buah jembatan sudah tertangani, dan 3 buah jembatan masih belum tertangani yaitu Jembatan Pela, Jembatan Dundu Hea, dan Jembatan Sorikara. b. Railing jembatan yang rusak segera ditangani karena membahayakan bagi pengendara dan pejalan kaki c. Perambasan bahu pada sisi jembatan juga sebaiknya ditangani agar aliran air hujan tidak menggenang di bagian oprit jembatan |
|
d. Perbaikan sistem drainase pada jembatan sebaiknya juga ditangani |