Mataram – Kemudahan transportasi adalah sesuatu yang dibutuhkan oleh masyarakat saat ini, transportasi yang mudah, aman, terpercaya, serta memiliki tarif terjangkau amat diminati sebagai pilihan dalam penggunaan sarana transportasi. Namun dari semua hal tersebut tentunya memiliki konsekuensi kebutuhan akan perkembangan IPTEK yang berpadu dengan transportasi massal. Hal tersebut terwujud dalam berbagai macam kemudahan sebagai contoh penggunaan teknologi IT (online) sebagai sarana untuk memudahkan masyarakat dalam melakukan reservasi terhadap sarana transportasi yang ingin digunakan. Saat ini masyarakat sudah mulai mengenal teknologi beserta segala kemudahannya termasuk dalam memilih angkutan transportasi, sehingga berdampak sangat siginifikan bagi provider transportasi yang telah berbasis aplikasi online. Namun di sisi lain masih banyak provider transportasi yang masih menggunakan sistem konvensional, sehingga berdampak menurunnya pemasukan provider tersebut dikarenakan menurunnya minat pengguna transportasi terhadap armada yang dimiliki. Hal inilah yang memicu berbagai macam pergerakan dari provider transportasi konvensional untuk menentang keras eksistensi dari provider berbasis aplikasi online yang dianggap ilegal dan melanggar Undang-Undang.
Sebagai contoh, aksi solidaritas yang terjadi di Ibu Kota, bahkan sering kali terjadi bentrokan antara provider transportasi konvensional dengan provider transportasi berbasis IT (online). Sebagai bentuk solidaritas maka ORGANDA NTB melayangkan surat permakluman kepada Kapolresta Mataram guna mengawal pelaksanaan aksi solidaritas tersebut. Dalam surat tersebut direncanakan aksi solidaritas akan dilaksanakan pada tanggal 23 Maret 2016 dengan mengambil mengambil rute dari seputaran Malomba (Ampenan) ke Jalan Langko, Jalan Udayana, hingga Jalan Pejanggik dengan tujuan yaitu Dinas Perhubungan Kominfo Prov. NTB, DPRD Prov. NTB, dan Kantor Gubernur NTB.
Menanggapi rencana aksi solidaritas tersebut, Kepala Dinas Perhubungan Kominfo Prov. NTB sekaligus Ketua FLLAJ NTB, Drs. Agung Hartono, Ms.Tr. menghimbau agar kiranya aksi tersebut dapat dilakukan dengan damai dan tidak sampai terjadi anarkisme. Beliau bahkan mengharapkan agar lebih baik proses mediasi dan musyawarah daripada aksi turun ke jalan, “ORGANDA seyogyanya tidak melakukan demo karena sejauh ini di NTB tidak ada GRAB CAR maupun UBER online, jadi kami harapkan agar susasan tetap kondusif dan penuh kedamaian”, ujarnya.