Artikel


MATARAM - FLLAJ Provinsi Nusa Tenggara Barat kembali melakukan rapat bulanan yang diselenggaran pada hari Senin 21 November tahun 2016 mulai pukul 10.00 WITA s/d pukul 12.30 WITA yang bertempat di Aula Dishubkominfo Provinsi NTB. Rapat dihadiri oleh anggota pokja serta tim IndII dan Vendor.

Rapat dibuka oleh Kepala Bidang Bina Marga yang menyampaikan bahwa pentingnya keberadaan FLLAJ NTB terutama bagi PU Porvinsi NTB karena pengaduan masyarakat yang masuk lebih terkoordinasi dengan baik dan dapat ditindaklanjuti dengan segera. Sehingga sudah ada beberapa pengaduan terkait perbaikan jalan sudah tertangani dengan baik. Beberapa agenda rapat bulan November 2016 yaitu:

  1. Usulan dan Masukan masyarakat terkait jalan dan lalu lintas pada bulan November dan hingga tanggal penyelenggaraan rapat bulanan,
  2. Sosialisasi dan pelatihan untuk penggunaan apps community road monitoring,
  3. Sosialisasi dan pelatihan untuk penggunaan apps FLLAJ NTB,
  4. Road safety campaign dari Ikatan Motor Indonesia (IMI) NTB,
  5. Kampanye keselamatan berlalu lintas ke sekolah oleh FLLAJ NTB,
  6. Pelaksanaan survey blackspot dan troublespot oleh FLLAJ NTB,
  7. Pembahasan rencana penyusunan RUNK-Jalan di Provinsi NTB,
  8. Hal-hal yang di anggap penting.

Ketua Pokja FLLAJ NTB menyampaikan beberapa hal, antara lain:

  1. Pengaduan yang masuk pada bulan Oktober 2016 sebanyak 25 pengaduan dan sudah dilakukan tindak lanjut dengan bersurat ke dinas terkait,
  2. Pengaduan untuk bulan November 2016 sebanyak 15 dan masih dalam proses untuk tindak lanjut.
  3. Sosialisasi keselamatan ke sekolah telah dilakukan di 4 sekolah yaitu SMAN 1 Sumbawa, SMPN 1 Sumbawa, SMAN 1 Kota Bima, dan SMPN 1 Kota Bima.
  4. FLLAJ NTB telah melakukan survey Blackspot dan Troublespot di Pulau Sumbawa.

 Saran dan rekomendasi dari FLLAJ NTB untuk simpang Tanah Aji Mataram adalah:

  1. Mengaktifkan kembali traffic light pada simpang Tanah Haji dapat dilakukan apabila sudah diikuti dengan kesiapan geometric simpang yang lebih memadai agar lebih efektif.
  2. Jika kebutuhan simpang masih belum terpenuhi, pengaturan yang lebih efektif untuk saat ini adalah turn regulation (separator) dengan menggunakan kerb beton dari jalan Sriwijaya hingga Majapahit (sesuai gambar terlampir) dapat dilakukan dengan pengaturan yang tidak permanan dan mendapat persetujuan dari semua pihak.
  3. Perlu koordinasi teknis secara intensif untuk mencari alternatif desain penanganan simpang yang lebih komprehensif dan elegan agar pengelolaan simpang dengan separator (turn regulator) yang menyeabkan konflik baru ditempat lain dapat diminimalkan.
  4. Perlu kesiapan aparat pengeturan simpang jika sewaktu-waktu dibutuhkan manajemen lain agar simpang dapat lebih tertatur dan nyaman bagi pengemudi.

 

  • Bagikan