Artikel

Rapat Bulan April FLLAJ NTB


Mataram. Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (FLLAJ) NTB kembali melakukan bulanan. Rapat untuk bulan April dilakukan pada Hari Senin Tanggal 30 April 2018 di ruang rapat Rowot Dinas Perhubungan Provinsi Nusa Tenggara Barat.  Rapat dibuka oleh Kepala Bidang Darat sekaligus Koordinator FLLAJ NTB Ir. Asep Supriatna dengan membacakan agenda rapat bulanan FLLAJ NTB yaitu, pembahasan tentang pengaduan yang masuk selama bulan April ke FLLAJ NTB, evaluasi hasil Survei Daerah Rawan Kecelakaan dan pemaparan hasil evaluasi jalur Dakota Rembiga.

Pengaduan yang masuk ke FLLAJ NTB untuk bulan April adalah sebanyak 26 laporan pengaduan. Pengaduan tersebut masih di dominasi oleh laporan terkait dengan kerusakan jalan, Fasilitas keselamatan, PKL, masalah parkiran dan Balapan liar. Berdasarkan hasil pemaparan tersebut, beberapa dinas yang terkait dengan permasalahan dalam aduan langsung memberikan respon diantaranya adalah sebagai berikut:

Kasat Lantas Polres Kota Mataram Akp Puri Arum Lestari, SIK menanggapi permasalahan terkait dengan kemacetan yang disebabkan oleh pedagang di Simpang Karang Lelede Mataram,  bahwa Polres kota sudah melakukan sosialisasi namun,  Polres kota tidak bisa bekerja sendiri, dibutuhkan kerjasama antara berbagai dinas seperti Dishub Kota dan Pengelola pasar,  karena kondisi Pasar Karang Jasi Lelede mataram ada pasar tumpah dan cidomo, untuk sementara ini Polres kota sudah setiap hari menerjunkan anggota.

Terkait dengan balapan liar,  di septaran Monjok sudah digelar operasi dan ada 70 kendaraan yang melakukan pelanggaran,  sebenarnya ada beberapa permasalah yang sulit dicegah yang menjadi penyebab balapan adalah banyaknya pemuda yang nongkrong karena adanya PKL yang berjualan, sehingga kalau bisa mohon jangan diberikan berjualan sampe pukul 24.00 Wita.

Terkait dengan kondisi pedagang di daerah Jempong,  diharapkan Satpol PP Kota Mataram dapat melakukan penertiban karena pedagang bahkan berjualan  sampai di badan jalan yang tentunya dapat mengganggu pengguna jalan. Kemudian terkait dengan pelanggaran yang kerap sekali terjadi di jalan Panji Tilar Negara,  Polres Kota Mataram sudah melakukan pencegahan dengan melakukan patroli, dan jika terjadi pelanggaran,  maka petugas akan menindak secara tegas.

Tanggapan dari Dishub kota Mataram terkait dengan permasalahan parkir, Dishub Kota Mataram hingga saat ini terus melakukan pembinaan terhadap juru parkir, dan sudah disiapkan sanksi terhadap pelanggaran yang ada,  namun demikian, Dishub Kota mataram untuk sementara tetap melakukan sosialisasi. Terkait dengan pelanggaran lalu lintas di kota Mataram,  banyak rambu-rambu yang bukan pada ranah tugas Dishub kota. Dengan demikian Dishub kota Mataram berharap untuk bersama-sama memberikan pembinaan kepada masyarakat.

Tanggapan dari ketua Pokja FLLAJ Kota Mataram Wayan Suteja terkait dengan pasar Karang Lelede Mataram, sebagai informasi bahwa tahun 2017, solusi untuk kemacetan di pasar tersebut sudah dicarikan solusi dimana pada sebelah timur ada lahan masyarakat yang kosong,  mungkin bisa dimanfaatkan oleh PD pasar, entah disewa atau lain lainnya. Terkait dengan PKL, kebradaan PKL yang ada sebelah dikantor pos Kota Mataram, satpol PP kota Mataram sudah komitmen untuk melakukan penertiban namun hingga saat ini,  belum ada tindak lanjut. Ketua pokja FLLAJ NTB berharap,  segala surat himbauan yang disampaikan oleh fllak ntb,  dapat direspon dan mendapatkan informasi dari dinas terkait.

Tanggapan berikutnya adalah dari Kasubdit Kamsel Ditlantas Polda NTB  AKBP Mustidarma dengan mengawali pembuka,  disampaikan informasi bahwa,  mulai tanggal 26 sd 9 Mei 2018, Kepolisian melakukan oprasi patuh jaya diseluruh Indonesia dalam rangka menciptakan kondisi tertib berlalu lintas,  dan persiapan keamanan menjelang bulan Ramadhan.

Selanjutnya dalam rangka kegiatan event internasional MNEK, diharapkan semua element menjaga ketertiban dan berperan sesuai dengan tupoksi masing-masing,  karena beberapa jalur akan dilewati oleh tamu negara seperti di ruas Bypass BIL.

Terkait dengan pasar Lelede,  banyak permasalah disana, sama halnya juga di Pasar kebon Roek,  perlu ditertibkan dan membutuhkan koordinasi seperti yang disampaikan oleh Kasatlantas NTB.

Terkait dengan waktu penyebrangan di Lembar - padang Bai dan Padang Bai - Lembar yang begitu lama, sepertinya ada manajemen yang kurang baik,  jangan sampai menjadi bom waktu yang bisa saja menyebabkan terjadinya keributan dan lain-lain, diperlukan penanganan yang cepat.

Dari Perwakilan Ikatan Motor Indonesia (IMI) , berpendapat yang sama dengan Kasat Lantas NTB,  bahwa, dimana ada PKL, disitu pemuda nongkrong dan biasanya akan di lakukan balapan liar.  IMI meminta adanya fasilitas penyaluran hobi anak-anak muda yang gemar balapan, sebagai informasi sampai sementara ini hanya Bupati Lombok Barat yang memfasilitasi arena balapan,  yaitu di Gerung. Pembalap yang sudah resmi akan mendapatkan kartu dari IMI, dan jika pembalap yang sudah mendapatkan kartu IMI tersebut melakukan balapan di jalan raya maka IMI akan langsung cabut kartu keanggotaan tersebut. IMI berharap, kepolisian menangkap pemuda-pemuda yang melakukan balapan dan mengontak IMI,  untuk dilakukan pembinaan, hingga saat ini sudah ada 4 orang di bawah pembinaan IMI yang melaju ke tingkat nasional.

Dari perwakilan LSM,  terkait dengan balap liar beberapa waktu lalu pernah ada diskusi dengan beberapa element,  dibutuhkan bimbingan sejak awal, misalnya ketika pertemuan wali murid disekolah, pelanggaran juga banyak terjadi di bawah umur,  sehingga butuh bimbingan. Setuju dengan apa yang diusulkan oleh imi untuk diadakan wadah penyaluran hobi tersebut.

Kesimpulan terkait dengan pasar karang lelede, Dishub Provinsi akab melakukan rapat khusus di FLLAJ kota mataram.Dan terkait dengan lembar, dishub akan melakukan koordinasi langsung dengan asdp cabang lembar.

Berdasarkan Hasil Investigasi terhadap Daerah Rawan Kecelakaan (DRK) ruas jalan Mataram-mantang adalah sebagai berikut:

  1. Secara geometrik jalan ini terbentuk dari kumpulan tanjakan / turunan dengan kelandaian medan lebih dari 2% (bukit - gunung), dimana tanjakan jalan yang disertai atau diteruskan dengan tikungan dan penyempitan (jembatan) dan percabangan, sehingga manuver kendaraan harus melalui lengkung tikungan yang kritis, yang dapat menyebabkan pengendara memiliki potensi kurang mampu atau kurang sigap untuk merespon tikungan (over gear) secara baik.

null

                                      Kondisi alinyemen jalan di tanjakan/turunan tikungan ganda Ds Duduk

  1. Dalam struktur alignyemen horizontal yang terkombinasi aligyemen vertikal pada tikungan dengan penyempitan dan percabangan mengakibatkan pergerakan kendaraan membutuhkan jarak pandang yang memadai untuk berbelok baik tanjakan maupun turunan dengan tikungan sehingga kekurang waspada dan kekurang-sigapan dapat menyebabkan potensi kecelakaan
  2. Kondisi lingkungan sisi jalan yang tebing dan lembah dengan lingkungan sekitar perumahan dan aktifitas tambang pasir alam, tidak dilengkapi dengan informasi yang memadai bagi pengemudi (terutama rambu informasi turunan, tikungan dan penyempitan) sehingga pengemudi tidak mendapat panduan yang cukup dalam menghadapi kondisi jalan dihadapannya.
  3. Dalam kebutuhan ruang manuver, nilai pelebaran perkerasan pada bagian tikungan yang disertai dengan percabangan (persimpangan) sehingga ruang simpang menjadi tidak memadai dan kurang tersedianya rambu pengarah tikungan (chevron)  sehingga mengakibatkan manuver kendaraan tidak terlalu nyaman baik pada saat tanjakan maupun turunan.
  4. Terdapat hazard oleh pohon pada bagian turunan (menuju pringgarata) sehingga dapat mengganggu jarak pandang pengemudi saat tikungan sehingga kendaraan dari jalan kecil (arah pringgarata) tidak terdeteksi secara baik oleh jarak pandang sehingga hal ini berdampak terjadinya potensi kecelakaan
  5. Kondisi struktur perkerasan jalan sudah mengalami tingkat keausan (kekasaran), bahkan di bagian lantai jembatan sudah terdeformasi yang mengindikasikan terjadinya fatique struktur lantai atau girder jembatan, sehingga cendrung dapat berpotensi berbahaya bagi pengemudi.
  6. Secara teknis radius tikungan (R-min) dan super elevasi (e-max) masih cukup memadai dengan type tikungan S-C-S (Spiral-Circle-Spiral), namun bagian curve (lengkung) tidak dilengkapi (dibatasi) oleh bagian tangen (lurus) khususnya pada bagian tikungan dengan turunan, sehingga manuver lengkung tikungan tersebut dapat membahayakan pengemudi dalam berkendaraan karena pengemudi menjadi kurang siap dalam menghadapi halangan dihadapannya.
  7. Lampu penerangan jalan yang jumlahnya terbatas dan tertutup daun pohon pada bagian tikungan, dapat menyebabkan tanjakan/turunan ini menjadi agak gelap dan berbahaya (khususnya pada malam hari) karena pengemudi hanya mengandalkan cahaya lampu kendaraan, sehingga pada bagian tikungan dengan tanjakan/turunan membutuhkan kewaspadaan lebih dari pengemudi dan apabila lengah dapat berdampak kecelakaan. Terlebih lagi PJU dari solar cell berpotensi tidak menyala dimusim hujan karena baterai nya tidak dapat menyimpan cahaya matahari. Kondisi ini harus delengkapi paku jalan berupa mata kucing dan rambu chevron khususnya pada wilayah tikungan.
  8. Bagian ujung jembatan yang tidak dilengkapi dengan hazard marker juga tidak memberi informasi pada pengemudi akan keberadaan jembatan dengan penyempitan jalan sehingga berpotensi pengemudi tidak waspada.
  9. Kelengkapan fasilitas pendukung keselamatan (faskel) seperti rambu peringatan, dan rambu petunjuk turunan, tikungan dan lain-lain tidak ada sehinga tidak memberikan informasi yang memadai bagi pengemudi atau pengemudi tidak mendapat panduan rambu yang memadai dalam melalui lengkung yang panjang, tanjakan/turunan tanpa tangen sehingga berpotensi terjadinya kecelakaan terutama type out of controll (OC)
  10. Terdapat konflik pergerakan yang cukup tinggi terutama dalam pergerakan dari arah barat ke selatan (kendaraan material) untuk kegiatan tambang pasir, dengan dari arah timur ke barat dan ke selatan serta arah selatan ke barat dan ke timur rmenyebabkan potensi kecelakaan menjadi cukup tinggi karena kendaraan dari barat ke selatan harus menunggu di bagian simpang setelah jembatan, hal ini berpotensi terjadinya kecelakaan.
  11. Kondisi lingkungan jalan yang terhalang pohon, dapat mengakibatkan bengurangnya jarak pandang yang memadai (pheriperal vision) bagi pengemudi sehingga hal tersebut dapat berpotensi terjadi kecelakaan.
  12. Delineator berupa struktur beton tidak dilengkapi dengan reflektor sehingga pengemudi tidak mendapat panduan yang memadai sisi jalan yang cukup dalam menghadapi geometrik jalan berupa tikungan dengan turunan/tanjakan.

Rekomendasi dan Alternatif dari hasil Investigasi terhadap DRK Tersebut adalah sebagai berikut.

Jangka Pendek

  1. Meningkatkan Delineasi
    1. pemasangan marka membujur garis ganda utuh;
    2. pemasangan paku jalan setiap 3 meter;
    3. pemasangan lampu peringatan di kaki simpang pada jalan utama;
    4. pemasangan rambu pengarah tikungan double sided sepanjang tikungan;
    5. memperbaiki marka garis tepi pada pertemuan dengan simpang jalan minor, marka garis tepi sebaiknya tidak terputus;
    6. pemasangan markabataskecepatan30km/jam50msebelum tikungan dari kedua arah;
    7. pemasangan rambu peringatan simpang tiga sisi kira/kanan dan peringatan tikungan;
    8. pemasangan rambu papan informasi daerah rawan kecelakaan 125 m sebelum tikungan;
    9. pemasangan rambu peringatan tanjakan dan peringatan penyempitan;
    10. pemasangan rambu peringatan pengarah gerakan lalu lintas di depan headwall jembatan;
    11. pemasangan patok pengarah dengan dilengkapi reflector pada tikungan;
    12. pemangkasan ranting-ranting pohon yang menghalangi jarak panjang baik ditikungan maupun di kaki simpang;
    13. pemasangan cermin cembung.
  2. Pemasangan reflector pada railing jembatan;

Jangka Panjang

  1. Perbaikan kombinasi aligement horizontal dan vertical di jalan utama;
  2. Melakukan rekontruksi simpang dengan menyediakan lajur belok kanan di jalan utama, ada dua alternative yang ditawarkan;
  3. Memisahkan titik konflik disimpang dengan membuat median dan u-turn sesuai standar;
  4. Memperbaiki kelandaian jalan dan lengkung vertical.

 

nullnull

Pemaparan selanjutnya adalah adalah tentang jalur alternatif Dakota yang ada di rembige yang disampaikan oleh Ketua pokja FLLAJ NTB.

Berdasarakan hasil evaluasi dan perhitungan yang sudah dilakukan oleh FLLAJ NTB, alternatif jalur dakota adalah sebagai berikut:

null
 Alternatif I

null
Alternatif II

null
Alternatif I Lanjutan

Rapat ditutup oleh Koordinator FLLAJ NTB dengan menyampaikan bahwa terkait dengan pasar Karang lelede Mataram, Dishub Provinsi akan melakukan koordinasi lebih lanjut bersama dengan FLLAJ Kota Mataram dan terkait dengan masalah penyebrangan di Lembar yang lama, Dishub Provinsi akan melakukan koordinasi langsung dengan asdp cabang lembar.

  • Bagikan